Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MPASI, Anak Minum Jamu, Boleh?
Anak Minum Jamu, Boleh atau Tidak,
Ya?
Jamu bukan minuman asing bagi
keluarga Indonesia. Tidak sedikit orangtua yang memberikan jamu pada anak untuk
menjaga daya tahan tubuh atau menaikkan nafsu makan. Namun, bolehkah anak minum
jamu? Bagaimana dengan bayi? Berikut penjelasan seputar jamu untuk bayi dan
anak-anak.
Kapan anak boleh mulai minum jamu?
Jamu adalah ramuan herbal yang dibuat
dari berbagai rempah-rempah dan tanaman seperti daun, akar, buah, batang, umbi,
atau bunga. Hasil Rikesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa persentase
penduduk Indonesia yang pernah mengonsumsi jamu sebanyak 59,12%. Sementara itu,
yang rutin minum jamu sekitar 95,60%.
Persentase tanaman obat dan rempah
yang paling sering digunakan adalah:
· Jahe: 50,36%
· Kencur: 48,77%
· Temulawak: 39,65%
· Meniran: 13,93%
· Pace (mengkudu): 11,17%
Jamu tidak menggunakan bahan-bahan
kimia tambahan seperti paracetamol, pengawet, perisa buatan, atau zat aditif
lainnya. Maka, pada dasarnya jamu aman untuk dikonsumsi siapa pun.
Namun, hal berbeda disampaikan dr.
Aldrin Neilwan, Kepala Unit Pengobatan Integratif Rumah Sakit Kanker Dharmais
Jakarta.
Ia menjelaskan, sebaiknya anak bayi
yang masih menyusui secara ekslusif tidak minum jamu terlebih dahulu. Jika bayi
sudah lepas dari masa pemberian ASI ekslusif, yaitu kira-kira usia 6 bulan,
Anda bisa mulai memberikan jamu.
Namun, pemberian jamu untuk bayi usia
6 bulan harus dengan konsultasi dokter. Biasanya pada produk-produk yang telah
terdaftar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ada informasi soal dosis yang
dianjurkan untuk bayi, anak, dan orang dewasa.
Namun, apabila tidak tercantum atau
jika Anda meracik jamu sendiri di rumah, sesuaikan dosisnya dengan usia anak.
Porsi orang dewasa yaitu 150 ml dalam sehari. Sementara anak di bawah usia 12
tahun hanya membutuhkan setengah dari dosis orang dewasa (75 ml).
Lain lagi untuk anak di bawah usia
lima tahun (balita), sebaiknya berikan seperempat dosis orang dewasa (35 ml).
Bahan jamu yan aman untuk anak.
Ada beragam jenis tanaman yang bisa
dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan jamu. Pada anak-anak, jamu sering
diberikan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak gampang sakit.
Selain meningkatkan daya tahan tubuh,
jamu juga ampuh untuk:
· Meningkatkan nafsu makan anak.
· Meredakan gejala penyakit tertentu
seperti diare dan influenza.
· Meringankan rasa sakit saat gigi Si
Kecil mulai tumbuh.
Membiasakan anak minum jamu juga baik
untuk mencegah ketergantungan pada obat-obatan medis atau resistensi terhadap
antibiotic.
Berikut beberapa jamu yang cocok dan
sering diberikan untuk anak-anak:
1.
Jahe.
Khasiat jahe
untuk kesehatan sudah dikenal secara luas. Jahe bisa membantu mengusir masuk
angin, perut kembung, dan berbagai gangguan pencernaan pada anak.
Bila Anda
ingin membuat jahe sebagai bahan jamu yang anak minum, sebaiknya tidak
diberikan pada anak di bawah usia 6 tahun. Meski jahe bermanfaat untuk
pencernaan, rasanya yang terlalu tajam bisa menimbulkan nyeri ulu hati pada Si
Kecil. Terutama bila diberikan dalam jumlah yang cukup banyak.
Anda masih
bisa memberikan jahe pada anak di bawah 6 tahun dengan mencampurkan ke dalam
teh atau sup.
2.
Kunyit.
Rempah-rempah
yang satu ini sering digunakan dalam berbagai resep masakan di Asia, termasuk
Indonesia. Mengutip dari eMedicinehealth, kunyit adalah salah satu
rempah-rempah yang bisa dijadikan pengobatan untuk mengurangi gejala penyakit.
Beberapa
manfaatnya yaitu mengatasi kondisi berikut:
·
Gangguan
pencernaan,
·
Iritasi
usus besar,
·
Kembung
setelah makan,
·
Gangguan
lambung,
·
Keluhan
pada liver dan kantung empedu, dan
·
Meningkatkan
nafsu makan.
Anda bisa
mengolah kunyit agar bisa dijadikan jamu untuk diminum Si Kecil.
Caranya, rebus
kunyit dengan daun jambu biji muda dan berikan 2 kali sehari. Belum ada takaran
yang pasti dalam pemberian kunyit pada anak dan orang dewasa. Namun, kunyit
baru bisa diberikan pada anak usia 12 tahun ke atas.
Pasalnya,
kunyit bisa mencegah penyerapan zat besi di dalam usus. Hal tersebut bisa
memicu anemia defisiensi zat besi pada anak. Akan lebih baik bila anak tidak
minum jamu olahan kunyit terlalu sering. Beri jeda selama satu minggu untuk
melihat efek terhadap tubuh Si Kecil.
3.
Temulawak.
Bahan dengan
nama ilmiah Curcuma xanthorriza ini memiliki bentuk yang mirip dengan
kunyit dengan warna kekuningan. Temulawak memiliki beragam manfaat untuk
kesehatan. Mengutip dari Scientific Research Journal, eksrak temulawak
memiliki manfaat untuk melindungi hati dari hepatotoksin.
Hepatotoksin
adalah senyawa kimia yang memberi efek buruk pada organ hati. Oleh karenanya,
temulawak cocok untuk sebagai obat alami liber atas persetujuan dokter. Tidak
hanya untuk liver, temulawak juga sering digunakan untuk anak yang tidak nafsu
makan.
Anda bisa
campurkan temulawak dengan setengah cangkir air hangat dan madu, lalu biarkan
anak minum jamu ini. Berikan jamu temulawak dua hari sekali atau sesuai
kebutuhan anak. Suplemen dengan kandungan temulawak juga sekarang sudah banyak
beredar. Selalu perhatikan dosis yang tercantum pada kemasan.
4.
Kencur.
Penggunaan
kencur sebagai minuman tradisional sudah tidak diragukan lagi. Untuk anak, jamu
beras kencur sering dipakai untuk meningkatkan nafsu makan Si Kecil.
Berdasarkan Toxicology
Reports, kencur mengandung protein, serat, zat besi, dan zinc. Beras kencur
terbuat dari campuran herbal yang memiliki aroma kuat seperti jahe, asam jawa,
daun pandan, dan gula jawa. Anak bisa minum jamu beras kencur secara rutin
setiap hari, dengan takaran setengah porsi orang dewasa.
Mengutip dari
buku Pembuatan Jamu Segar, jamu yang baru dibuat, sebaiknya dikonsumsi
satu hari setelah pembuatan. Namun, Anda masih bisa menyimpannya di kulkas
maksimal 2-3 hari.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Bayi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Apa pengaruhnya MPASI untuk perkembangan Bayi?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar