Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Bayi
Ketika usianya 6 bulan, biasanya bayi mulai bisa
diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Pemberian MPASI sebaiknya
sesuai dengan jadwal MPASI dan diberikan secara bertahap.
Namun, jangan lupa karena dikatakan sebagai pendamping ASI,
pemberian makanan bayi ini tentu harus tetap dilakukan bersamaan dengan ASI.
Agar pemberian makanan bisa lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi,
berikut informasi lengkap yang perlu orangtua pahami.
Kenapa MPASI diberikan di usia 6 bulan?
Idealnya, sejak baru lahir sampai usia 6 bulan bayi sebaiknya
ia mendapatkan ASI ekslusif. Setelah usia bayi di atas 6 bulan, ia perlu
diberikan makanan bayi atau mendapatkan ASI dan MPASI secara bersamaan. Namun,
jika memungkinkan, Anda masih bisa memberikan ASI sampai usia bayi genap 2
tahun atau 24 bulan.
Ada alas an khusus mengapa pemberian ASI ekslusif hanya
berlangsung selama 6 bulan dan harus diberikan Bersama dengan makanan
pendamping ASI setelahnya.
Hal ini karena setelah usia 6 bulan, kebutuhan gizi harian
bayi mengalami peningkatan sehingga menyusu ASI saja tidak mampu memenuhinya.
MPASI berguna untuk mencukupi kebutuhan harian bayi yang
tidak dapat dipenuhi oleh ASI maupun susu formula bayi bisa ia sudah tidak
menyusu ASI. Selain itu, pemberian makanan padat juga berfungsi untuk melatih
kemampuan otot oromotor (otot-otot di mulut), kemampuan motoric bayi, dan
mencegah masalah gizi pada bayi.
Di masa ini bayi juga dapat belajar sedikit demi sedikit sampai
nantinya benar-benar terbiasa untuk makan makanan padat sehingga bayi tidak
susah makan.
Jika makanan padat diberikan terlalu cepat atau lambat, hal
ini berisiko membawa efek yang kurang baik bagi Kesehatan bayi. Berikut dampak
yang mungkin terjadi bisa pemberian MPASI pertama terlalu cepat:
·
Motorik
bayi belum siap, sehingga meningkatkan risiko tersedak.
·
Sistem
pencernaan bayi belum siap, dapat timbul gangguan pencernaan.
·
Pemberian
makanan padat terlalu cepat merupakan factor risiko alergi, eksim, dan
obesitas.
Sementara itu, dampak yang mungkin terjadi bila pemberian
MPASI pertama terlalu lambat, yaitu:
·
Gangguan
pertumbuhan, dikarenakan asupan nutrisi dari ASI ekslusif tidak mencukupi
kebutuhan bayi.
·
Penolakan
terhadap MPASI, bayi menjadi picky eater karena tidak terbiasa.
Bagaimana strategi pemberian MPASI?
Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 4
strategi penting yang harus para ibu pahami saat memberikan MPASI di usia 6
bulan.
Berikut beberapa strategi pemberian MPASI untuk bayi:
1. Tepat waktu.
Mengulang hal sebelumnya, makanan pendamping ASI memang ada
baiknya diberikan di waktu yang tepat alias tidak terlalu cepat atau lambat.
Dengan catatan, hal ini disesuaikan Kembali dengan kondisi
kesehatan Si Kecil. Dalam beberapa kasus tertentu, dokter bisa saja menyarankan
Anda untuk memberikan makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan.
2. Memadai.
Makanan pendamping ASI sebaiknya memenuhi kebutuhan energi,
protein, mineral, dan vitamin untuk bayi.
Dengan kata lain, berikan menu MPASI yang terdiri atas
berbagai sumber makanan.
3. Aman dan higienis.
Segala proses dalam menyimpan makanan bayi, mengolah, hingga
menyajikan makanan padat sebaiknya dilakukan secara aman dan higinies.
Artinya, Anda sangat disarankan untuk menggunakan, cara,
bahan, serta peralatan MPASI yang aman dan bersih.
4. Pemberiannya secara responsif.
Sama halnya seperti pemberian ASI, makanan padat yang Anda
sajikan untuk Si Kecil juga sebaiknya mengikuti tanda bayi lapar dan kenyang.
Jadi, ada baiknya untuk memberikan makanan saat bayi sedang lapar dan hindari
memaksanya makan ketika ia sudah kenyang.
Apa tanda-tanda bayi saya bisa mulai diberi MPASI?
Sebelum memberikan MPASI, Anda perlu tahu tanda-tanda bayi
siap makan. Beberapa tanda ketika bayi siap untuk dikenalkan dengan makanan
pendamping ASI adalah sebagai berikut:
·
Bayi
dapat duduk dengan posisi leher tegak serta mengangkat kepalanya sendiri tanpa
dibantu.
·
Bayi
memperlihatkan ketertarikan dengan makanan, seperti berusaha meraih makanan
yang ada di depannya.
·
Bayi
menunjukkan kemampuan motoric yang baik, seperti mampu menggenggam dan
memasukkan makanan atau mainan ke arah mulut.
·
Bayi
condong ke depan dan membuka mulut jika tertarik pada makanan, serta ke
belakang dan menutup mulut jika tidak tertarik pada makanan atau tidak lapar.
·
Bayi
terlihat lebih lapar dan tetap menunjukkan tanda masih lapar walaupun sudah
diberikan ASI.
Ketika Si Kecil sudah menunjukkan tanda-tanda ini ibu bisa
mulai memberinya MPASI.
Pemberian MPASI yang baik sesuai usia bayi.
Menu MPASI bayi terbagi menjadi dua yakni menu MPASI campuran
dan menu MPASI tunggal. Menu MPASI tunggal adalah menu makanan padat pendamping
ASI yang hanya terdiri dari satu jenis makanan. Begini contohnya, misalnya bayi
diberikan bubur beras saja terus-terusan selama 14 hari atau sekitar 2 minggu.
Sementara menu campuran adalam MPASI yang terdiri atas
berbagai macam sumber, contohnya daging, telur, buah-buahan, keju, sayuran, dan
lainnya.
Penting untuk diketahui bahwa WHO sangat menyarankan menu
MPASI bayi sejak 6 bulan terdiri atas beraneka ragam sumber makanan. Ini
dikarenakan satu jenis makanan saja sebenarnya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi harian bayi yang kian meningkat.
Dalam hal ini, menu MPASI tunggal bukannya memperkaya asupan
makanan bayi, tetapi malah membatasi pilihan makanan dan zat gizinya.
Pemberian makanan padat di setiap rentang usia bayi tidak
selalu sama. Agar lebih mudah dalam mengolah dan menyajikan menu MPASI bagi SI
Kecil, berikut aturan yang perlu ibu pahami menurut WHO:
1. MPASI usia 6 bulan.
Berikut panduan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) 6
bulan:
Frekuensi dan porsi makan.
Anda mungkin hanya perlu memberikan makanan 2-3 kali dalam
sehari dengan porsi sekitar 2-3 sendok setiap kali makan. Selain makanan utama
tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menganjurkan pemberian
selingan sekitar 1-2 kali sehari.
Tekstur makanan.
Di mana awal perkenalan dari ASI ekslusif ke makanan
pendamping ASI (MPASI), sangat dianjurkan untuk memberikan bayi tekstur makanan
yang lunak dan lembut. Tekstur makanan yang bisa diberikan di usia 6 bulan
yaitu dimulai dengan makanan yang ditumbuk (puree).
Menu MPASI bayi 6 bulan.
Contoh menu MPASI 6 bulan yang bisa Anda buat yakni nasi tim
campur sawi dan ayam. Pertama-tama, buat bubur encer dari beras putih.
Tambahkan sayur sawi rebus, sedikit garam, dan 2 sendok makan suwiran ayam yang
diblender hingga halus.
Masak resep menu MPASI 6 bulan ini sampai matang mendidih.
2. MPASI usia 7 bulan.
Frekuensi dan porsi makan.
Anda bisa memberikan makanan sebanyak 2-3 kali per hari
dengan tetap rutin memberikan ASI.
Bahkan, sah-sah saja untuk menawarkan camilan untuk bayi
sebanyak 1-2 kali sehari di sela-sela waktu makan MPASI utama bayi 7 bulan.
Jika sebelumnya bayi hanya diberikan sekitar 2-3 sendok makan MPASI per hari,
kini Anda bisa menambahkan secara bertahap.
Siapkan porsi MPASI sekitar ½ mangkuk atau ½ gelas air
mineral ukuran 250 ml untuk usia 7 bulan.
Tekstur makanan.
Anda bisa mengolah makanan dengan tekstur halus tapi lebih
kental ketimbang sebelumnya. Perubahan tekstur ini juga akan membantu melatih
keterampilan bayi 7 bulan untuk mengunyah makanan.
Tekstur makanan pendamping ASI yang kental tapi cukup halus
akan tetap memudahkan bayi usia 7 bulan saat mengunyah dan melumatnya di dalam
mulut.
Menu MPASI 7 bulan.
Contoh menu MPASI bayi 7 bulan yang bisa Anda buat yakni nasi
tim dengan rebusan daging sapi dengan wortel dan kentang. Rebus daging sapi
hingga matang kemudian masukkan sayuran untuk bayi seperti wortel dan kentang
guna menyumbang nutrisi, termasuk vitamin buat bayi.
Aduk sampai semua bahan tercampur rata, mendidih , dan
matang. Kemudian tambahkan bumbu seperti garam, gula, maupun micin secukupnya.
Masak nasi hingga mendapatkan tekstur yang lembut sembari
menghaluskan sup daging dan sayuran, lalu campurkan keduanya. Haluskan semua
bahan di dalam blender atau food processor hingga mendapatkan tekstur
yang lunak atau sesuai dengan kemampuan makan bayi.
3. MPASI usia 8 bulan.
Berikut panduan pemberian MPASI usia 8 bulan:
Frekuensi dan porsi makan.
Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI di usia 8 bulan
yakni sekitar 2-3 kali per hari. Sementara untuk porsi setiap kali makan MPASI,
bayi biasanya mampu melahap sekitar 2-3 sendok makan hingga ½ mangkuk ukuran
250 ml.
Anda bisa tetap memberikan camilan sebanyak 1-2 kali makanan
selingan setiap hari di antara waktu makan utamanya.
Tekstur makanan.
Bayi biasanya sudah terbiasa makan
MPASI tekstur lembut di usia ini. Anda bisa melanjutkan dengan makanan lumat
yang memiliki tekstur agak tebal (mashed food).
Menu MPASI bayi 8 bulan.
Contoh menu MPASI bayi 8 bulan yang
bisa Anda buat yakni nasi tim campur tofu dan sawi putih.
Untuk membuat menu ini, rebus tofu
dan sawi putih hingga matang sembari memasak nasi sampai menghasilkan tekstur
yang lembut sebagian dari pembuatan resep MPASI bayi 6 bulan. Selanjutnya
masukan tofu dan sawi putih ke dalam blender atau food processor, kemudian campur Bersama
nasi untuk menghasilkan menu makanan pendamping ASI (MPASI).
4. MPASI usia 9 bulan.
Berikut panduan pemberian MPASI usia 9 bulan:
Frekuensi dan porsi makan.
Frekuensi pemberian MPASI di usia 9 bulan yakni sekitar 3-4
kali per hari. Di usia 9-11 bulan ini Anda bisa memberikan porsi sekitar ½ mangkuk
ukuran 250 ml. Anda juga bisa memberikan camilan di antara waktu makan utamanya
sekitar 1-2 kali sehari dengan keinginan bayi.
Tekstur makanan.
Sementara untuk tekstur dan jenis makanannya, Anda dapat
menyajikan beberapa pilihan meliputi makanan yang di cincang halus, cincang
kasar, dan finger foods.
Finger foods adalah makanan yang dipotong kecil-kecil hingga seukuran
dengan jari bayi agar lebih mudah saat digenggam.
Menu MPASI bayi 9 bulan.
Coba buat kentang tumbuk dengan daging asap dan brokoli sebagai
menu MPASI bayi 9 bulan. Cara membuatnya yakni dengan mengukus kentang,
brokoli, dan daging asap hingga matang kemudian hancurkan dengan alat tumbuk
atau garpu.
Kemudian, tumis margarin dan bawawng putih sembari memasukkan
telur dan susu secukupnya. Tambahakan bahan-bahan yang telah dihancurkan dan
parutan keju.
5. MPASI usia 10 bulan.
Berikut panduan pemberian MPASI usia 10 bulan:
Frekuensi dan porsi makan.
Frekuensi makan bayi usia 10 bulan yakni sekitar 3-4 kali
setiap harinya. Selain makanan utama, Anda juga bisa rutin memberikan makanan
selingan atau camilan untuk bayi 10 bulan sebanyak 1-2 kali.
Secara perlahan, Anda dianjurkan untuk meningkatkan jumlah
MPASI bayi 10 bulan menjadi 250 ml atau sekitar setengah mangkuk.
Tekstur makanan.
Anda boleh memberikan berbagai macam tekstur MPASI bayi usia
10 bulan. Ini karena gigi bayi usia 10 bulan sudah mulai tumbuh sehingga akan
lebih melatihnya saat makan beragam tekstur makanan pendamping ASI.
Beragam makanan mulai dari yang cincang halus (minced),
dicincang kasar (chopped), maupun makanan mudah genggam (finger food).
Menu MPASI bayi 10 bulan.
Contoh menu MPASI bayi 10 bulan yaitu sup kacang merah dengan
daging. Olah sup kacang merah mula-mula dengan menumis bawang Bombay dan
seledri sembari memasak nasi hingga mendapatkan tekstur yang pas untuk bayi.
Selanjutnya, masak air dan daging hingga mendidih, lalu
masukkan kacang merah serta wortel kemudian tunggu hingga semuanya matang.
Kemudian masukkan bawang bombai dan seledri yang telah ditumis sebelumnya lalu
masak lagi sampai matang.
Campurkan nasi, sup kacang merah, daging, serta sayuran ke
dalam blender dan food processor lalu haluskan sampai mendapat tekstur
yang diinginkan bayi.
6. MPASI usia 11 bulan.
Berikut panduan pemberian MPASI usia 11 bulan:
Frekuensi dan porsi makan.
Porsi MPASI bayi usia 11 bulan ini sekitar setengah mangkuk
atau 250 ml. Sementara untuk frekuensi atau jumlah makannya bisa Anda berikan
sebanyak 3-4 kali dalam sehari.
Jika ternyata masih kurang, Anda bisa menambahkan pemberian
makanan selingan atau camilan sebanyak 1-2 kali per hari.
Tekstur makanan.
Tekstur makanan yang bisa Anda berikan untuk bayi 11 bulan
yakni dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), maupun
makanan mudah genggam (finger food).
Menu MPASI bayi 11 bulan.
Pilih menu makan bayi 11 bulan misalnya dengan membuat pasta
spageti dan daging cincang. Caranya dengan merebus spageti seperti biasa lalu
gunting atau potong sampai berukuran kecil agar memudahkan bayi saat
memakannya.
Terakhir, jangan lupa tambahkan daging cincang yang telah
dimasak dan dibumbui ke atas spageti tersebut.
Menu makanan pendamping ASI (MPASI) selingan bayi 6 sampai 11
bulan.
Berikut contoh resep menu makanan pendamping ASI atau MPASI
selingan bayi 6 bulan sampai 11 bulan:
1.
Puree buah mangga.
Haluskan buah menggunakan food processor maupun
blender. Pastikan Anda menghaluskan sampai tekstur menu MPASI sudah menjadi
seperti bubur. Anda bisa memberikan buah sebagai makanan selingan atau camilan
bayi, hanya saja buah yang diberikan sebaiknya bukan dalam bentuk potongan
kecil maupun besar bila bayi masih berusia 6-8 bulan.
Anda harus memblender atau menghaluskan buah sampai
mendapatkan tekstur lumat (pure). Sementara bila usia bayi sudah
menginjak 9 bulan ke atas, Anda bisa memberikan buah seukuran jari tangan bayi.
2.
Sup krim kentang dan jagung.
Resoe MPASI untuk bayi 6 sampai 11 bulan bisa Anda olah
dengan menumis bawang bombai hingga harum kemudian tambahkan air kaldu, jagung,
dan kentang. Jika sudah mendidih masukkan susu, lalu blender hingga halus
sebagai bagian dari resep untuk menyajikan menu MPASI bayi 6 bulan sampai 11
bulan.
Tekstur sup krim kentang dan jagung bisa Anda sesuaikan
dengan usia dan kemampuan makan bayi.
Aturan pemberian makanan pendamping ASI bayi.
Pemberian makanan bayi sebenarnya tidak susah. Beberapa
pilihan MPASI untuk bayi menurut WHO yaitu:
·
Sayuran
yang dihaluskan (puree), seperti wortel, ubi, kentang, brokoli.
·
Buah-buahan
yang dihaluskan (puree), seperti apel, pir, mangga, atau papaya yang
sudah dimasak (dikukus), atau alpukat dan pisang yang ditumbuk.
·
Bubur
yang terbuat dari nasi, tepung beras, atau tepung beras merah, dan bisa
ditambahkan dengan ASI atau kaldu ayam maupun kaldu daging.
·
Sereal
khusus bayi yang telah difortifikasi dengan zat besi.
·
Makanan
sumber zat besi.
·
Telur
bisa mulai diberikan untuk MPASI bayi meskipun belum berusia 1 tahun.
Tidak ada urutan tertentu mengenai jenis atau bahan makanan
yang sebaiknya diberikan terlebih dahulu pada bayi.
Setelah bayi sudah menerima makanan tersebut dengan baik,
Anda bisa memberikan makanan lainnya yang lebih bervariasi. Berbagai jenis
makanan yang bisa Anda berikan selanjutnya seperti daging, ayam, ikan, telur,
hati sapi, dan lainnya.
Bolehkah menambahkan gula, garam, dan MSG?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperbolehkan penambahan
gula dan garam untuk meningkatkan kelezatan rasa makanan padat bagi bayi.
Begitu pula dengan MSG atau micin untuk makanan bayi. Sebenarnya sah-sah saja.
Dengan catatan, penambahan gula, garam, dan MSG ke dalam makanan bayi masih
dalam batas wajar dan tidak terlalu banyak.
Penting juga untuk diperhatikan, saat mengenalkan makanan
pendamping ASI kepada bayi diusahakan satu per satu.
Hal ini bertujuan agar Anda lebih mudah menilai apabila bayi
mengalami alergi karena ssatu atau beberapa jenis makanan tertentu.
Apa saja peralatan untuk membuat menu MPASI sejak 6 bulan?
Peralatan atau perlengkapan untuk membuat MPASI bayi
sebenarnya tidak harus lengkap semuanya kok. Yang penting Anda bisa memastikan
setaiap alat masak yang Anda punya bisa mendukung dan mempermudah proses
pemberian MPASI nantinya.
Nah, berikut ini rekomendasi perlatan atau perlengkapan MPASI
yang sebaiknya Anda miliki:
1.
Alat tumbuk.
Bayi yang baru mulai belajar makan makanan pendamping ASI
(MPASI) butuh tekstur makanan yang sangat lumat dan lembut sehingga mudah saat
dikunyah dan ditelan. Sebenarnya Anda bisa menghaluskan makanan bayi secara
manual dengan menumbuknya perlahan-lahan.
Namun, kekurangan cara manual tersebut terletak pada
prosesnya yang terbilang butuh waktu agak lama.
Melansir dari laman Healthy Children, pilihan lain
untuk menghaluskan makanan bayi bisa menggunakan perlatan MPASI blender dan alt
pengolah makanan (food processor).
Blender dan food processor merupakan contoh alat
tumbuk elektrik. Alat tumbuk elektrik bisa dipakai untuk menghaluskan makanan
padat yang masih mentah atau dalam bentuk segar (misalnya buah atau sayut utuh)
menjadi bentuk bubur halus.
Hasil makanan yang di olah dari food processor tidak
selalu menjadi benar-benar halus dan lumat, tetapi cukup kental.
2.
Slow Cooker.
Slow Cooker dapat dikatakan sebagai alat pengolah makanan bayi yang
praktis dan multifungsi. Anda bisa memasak, mengukus, dan menghangatkan makanan
hanya dengan pakai satu alat yang sama. Selain memasak, slow cooker
biasanya juga mampu menghangat atau memanaskan Kembali makanan bayi yang
sebelumnya telah matang. Peralatan atau perlengkapan MPASI yang satu ini
diyakini dapat menjaga kandungan nutrisi asli makanan berkat teknik slow
cooking-nya yang pakai panas sedang.
Artinya, nutrisi di dalam makanan tersebut, misalnya
karbohidrat, protein untuk bayi, lemak untuk bayi, hingga mineral dan vitamin
bayi tetap terjaga.
3.
Food container.
Peralatan atau perlengkapan MPASI yang tak kalah penting
untuk dimiliki para ibu yakni food container. Food container berfungsi
untuk menyimpan makanan, entah di dalam kulkas (lemari pendingin) maupun freezer.
Makanan yang disimpan pun dapat berupa makanan mentah per
porsi yang nantinya langsung dimasak maupun makanan yang sudah matang.
Bahan makanan mentah yang bisa disimpan dalam peralatan atau
perlengkapan MPASI food container yakni kaldu matang, sayuran, buah,
keju, dan lainnya.
Sementara itu, makanan yang telah matang dapat disimpan per
porsi sekali makan. Dengan begitu, Anda hanya perlu menghangatkan MPASI Kembali
saat hendak diberikan pada bayi.
Perlatan atau perlengkapan MPASI yang satu ini juga biasannya
dirancang kedap air dan kedap udara guna menjaga kualitas makanan di dalamnya.
4.
Peralatan makan lengkap untuk menyajikan menu MPASI sejak 6 bulan.
Selain melengkapi peralatan memasak MPASI, jangan lupa untuk
mempersiapkan perlengkapan makan yang akan dipakasi anak nantinya. Jika ingin
lebih mudah, Anda bisa memilih satu set peralatan makan lengkap yang sudah
termasuk piring, mangkuk, sendok, garpu, dan gelas.
Cara menyimpan MPASI yang perlu diperhatikan.
Cara menyimpan menu MPASI bayi yang baik dan benar sejak usia
6 bulan sebenarnya tidak sulit. Dengan catatan, Anda memahami aturan
penyimpanan makanan bayi ini.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) anjuran menyimpan
menu MPASI bayi sejak 6 bulan yakni dengan cara sebagai berikut:
·
Simpan
makanan seperti daging, ikan, telur, pasta, susu, serta sayur-sayuran di dalam
kulkas bersuhu kurang dari 5 derajat Celsius.
·
Simpan
daging dan ikan di dalam wadah plastik dan letakkan secara terpisah dari
makanan yang telah matang dan bahan-bahan siap makan.
·
Seluruh
makanan harus disimpan sesuai dengan petunjuk penyimpanan yang tertera pada
kemasan.
·
Hindari
mengolah dan menyajikan makanan yang telah melewati tanggal kadaluwarsa.
·
Makanan
yang seharusnya disimpan pada kulkas tidak boleh diberikan atau diolah kembali
setelah berada di suhu ruang selama 2 jam atau lebih.
·
Makanan
yang telah dicairkan dari freezer maupun kulkas harus segera di olah.
·
Makanan
beku yang telah dimasak sebaiknya tidak dibekukan lagi.
·
Pisahkan
pisau dan talenan untuk makanan matang dan makanan mentah terutama daging,
ikan, ayam.
·
Makanan
matang disimpan di suhu ruangna tidak boleh lebih dari 2 jam.
Usahakan untuk selalu menempatkan MPASI bayi dalam wadah
kedap udara kemudian biasakan menyimpan di dalam lemari es atau freezer
sebagai cara yang tepat.
Berbeda dengan makanan padat atau makanan bayi-bayi yang diolah
sendiri, MPASI instan tidak perlu disimpan di dalam lemari es selama belum
dibuka.
Nah, jangan lupa untuk menghangatkan Kembali menu MPASI bayi
sejak 6 bulan yang telah disimpah sebelumnya saat waktu makan tiba dan biarkan
hingga agak dingin sebelum disajikan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Kenali Kebutuhan Vitamin untuk Bayi dan Perannya Sebagai Penambah Nafsu Makan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar