Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Apakah Boleh Bayi Tidur Miring? Simak Alasan dan Risikonya
Saat bayi tidur miring, bayi berisiko mengalami sindrom kematian mendadak alias SIDS. Bagaimana penjelasannya secara medis dan masih bolehkah bayi tidur miring?
Bayi tidur miring berisiko mengalami
SIDS.
Anda mungkin salah satu orangtua yang bertanya-tanya, apakah
boleh bayi tidur miring?
Kadang posisi ini pun tak terhindarkan. Sebab seiring malam
berlalu, mungkin bayi sudah bisa mengubah posisinya sendiri. Ada pula beberapa
ibu yang bercerita bayinya hanya tidur pulas kalau berbaring miring.
Lalu, ada juga yang sengaja menidurkan bayi baru lahir secara
menyamping, karena berbagai alas an. Sebetulnya, bolehkah bayi tidur miring?
Apa saja risiko yang mungkin terjadi karena posisi tidur tersebut? Berikut
pembahasannya dari segi medis.
Bolehkah bayi tidur miring?
Jika berbicara mengenai posisi tidur bayi, posisi paling aman
menurut American Academy of Pediatric adalah tidur terlentang. Alasannya
adalah untuk mencegah risiko kematian mendadak (SIDS).
Bagaimana dengan posisi tidur miring? Apakah aman membiarkan
bayi tidur dalam posisi miring?
Sebagian orangtua pun percaya kalau posisi tidur miring aman
untuk bayi yang mengalami muntah atau refluks. Padahal, hal ini tidak
sepenuhnya benar.
menurut American Academy of Pediatric dan Ikatan
Dokter Anak Indonesia, sama-sama tidak menyarankan bayi tidur dalam posisi
miring. Alasannya, karena posisi tergolong tidak aman dan juga tidak mempunyai
manfaat.
Risiko tidur miring pada bayi.
Risiko utama bayi tidur dalam posisi miring adalah ia bisa
berguling jadi tengkurap. Karena inilah orangtua perlu berhati-hati.
Jika usia bayi dibawah 4 bulan, otot-otot lehernya belum kuat
untuk bisa menoleh atau mengangkat dan menopang kepalanya sendiri. Alhasil, bayi
yang tidur tengkurap berisiko kesulitan bernapas karena hidung dan mulutnya
menempel di Kasur.
Hal ini bisa meningkatkan risiko bayi mengalami sindrom
kematian mendadak (SIDS).
Selain karena risiko kematian mendadak, berikut adalah
beberapa risiko lainnya yang mungkin terjadi, seperti:
1.
Kepala bayi datar.
Kepala bayi datar atau peyang bisa terjadi saat Anda
menempatakannya dalam satu posisi dalam waktu yang lama atau berulang kali. Ini
membuat tekanan kepala menumpuk di satu titik saja. Tulang tengkorak kemudian
tenggelam, menjadi cekung atau rata.
Salah satu penyebabnya adalah ketika bayi tidur dalam posisi
lurus, tetapi kepalanya miring ke samping atau terlalu lama tidur di satu sisi.
2.
Tortokolis.
Risiko lainnya yang mungkin terjadi apabila bayi sering tidur
dalam posisi miring adalah mengalami tortikolis. Yaitu, kemiringan abnormal
pada leher ke satu arah, karena adanya pemendekan otot.
Kemungkinan, kondisi ini tidak hanya akan memengaruhi
pertumbuhan otot. Akan tetapi, juga bisa menjadi penyebab pertumbuhan tulanng
yang tidak normal pada bayi.
3.
Bayi tersedak.
Posisi tidur miring pada bayi juga bisa menumbulkan risiko
kesulitan bernapas yang menyebabkan tersedak. Tidur miring bisa menyebabkan
rotasi pada area tenggorokan (trakea), sehingga bayi sulit bernapas.
Selain itu, kondisi ini juga bisa mengakibatkan akumulasi
makanan yang dibuang di sekitar lubang trakea dan menimbulkan bahaya bayi
tersedak.
Kapan bayi boleh tidur miring?
Pada usia 3-4 bulan, sebagian besar bayi sudah mulai mencoba
untuk berguling atau menggerakkan badannya sendiri. Sedangkan pada usia 4-6
bulan, kebanyakan bayi sudah bisa berguling dari punggung ke perut, lalu
kembali lagi.
Bayi dapat dikatakan aman untuk tidur dalam posisi miring
apabila ia sudah bisa berguling nyaman dengan sendirinya.
Alasannya setelah usia 4 bulan tubuh bayi sudah menjadi lebih
kuat sekaligus keterampilan motorik yang juga meningkat. Orangtua boleh
membiarkan bayi tidur miring, jika keseimbangannya sudah terlatih, sehingga ia
tidak akan terjatuh dan jatuh tengkurap.
Namun, walaupun ia sudah mampu tidur miring, sebaiknya tetap
biarkan ia tidur dalam posisi terlentang. ini perlu dilakukan untuk mencegah
risiko SIDS pada bayi.
Bagaimana posisi tidur yang baik untuk bayi?
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa posisi tidur yang paling
baik untuk bayi adalah tidur terlentang. Walaupun ada pula bayi yang sudah
terbiasa dengan posisi tidur tengkurap atau miring, sebaiknya orangtua mulai
mengajarinya dengan membiasakan diri.
Cara paling sederhana untuk mengubah posisi tidur bayi yang
sebelumnya miring adalah dengan membiasakannya tidur terlentang.
Orangtua, pengasuh, dan keluarga terdekat bisa membantu bayi
secara perlahan. Sebagai contoh. Menyusuinya sebelum tidur, membiarkannya tidur
terlentang sambal membelai perutnya, menyalakan white noise, serta mengayunnya
sampai tertidur.
Selain menghindari bayi tidur miring, orangtua juga perlu
memperhatikan beberapa hal di bawah ini sebagai bentuk pencegahan risiko anak
mengalami SIDS, seperti:
·
Jangan
meletakkan benda atau barang apa pun pada tempat tidurnya.
·
Gunakan
kasur yang padat, bukan yang empuk.
·
Hindari
tidur dalam kasur yang sama. Sebaiknya, bayi tidur dalam boks sendiri.
·
Hindari
suhu terlalu dingin atau terlalu panas.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Bayi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kenali Kebutuhan Vitamin untuk Bayi dan Perannya Sebagai Penambah Nafsu Makan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar