Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kenali Ciri-Ciri Bayi Kuning yang Berbahaya (Kernikterus) Sebelum Terlambat.
Penyakit kuning pada bayi disebut ikterus neonatorum. Jika penyakit ini memberat hingga bilirubin menumpuk pada otak maka bisa disebut dengan kernicterus. Gejala penyakit kuning dan kernicterus juga berbeda.
Ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya bisa jadi gejala kernicterus.
Pernahkah Anda melihat bayi kuning? Seluruh tubuh dan matanya
terlihat lebih kuning disbanding biasanya maka bayi disebut menderita penyakit
kuning atau ikterus neonatorum. Ini adalah kondisi umum yang terjadi
pada bayi baru lahir. Namun, bagaimana jika Si Kecil menunjukkan ciri-ciri bayi
kuning yang berbahaya?
Jika Si Kecil menunjukkan ciri-ciri bayi kuning yang
berbahaya seperti penglihatan mengarah ke atas terus menerus, maka Anda perlu
waspada karena mungkin itu adalah gejala kernicterus.
Mengenal bayi kuning dan penyebab kernicterus pada bayi.
Kernikterus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya
kadar bilirubin dalam darah (hyperbilirubinemia) yang menumpuk pada otak.
Kondisi ini merupakan komplikasi serius yang disebabkan oleh penyakit kuning
pada bayi.
Bayi dengan hiperbilirubin atau tingkat bilirubin yang tinggi
membuat tubuh menjadi kuning atau biasa disebut dengan penyakit kuning. Kondisi
ini bisa terjadi oleh hampir 60% bayi dan biasanya akan sembuh dalam beberapa
hari bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Namun, bila dibiarkan, penyakit bayi kuning bisa menyebabkan
bilirubin semakin tinggi dan memicu kernicterus. Jika bayi sudah mengalami
kernicterus, Si Kecil harus segera mendapatkan penanganan medis. Ini karena,
kernicterus yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan kelebihan bilirubin
menyebar hingga ke otak yang dapat membuat kerusakan otak permanen.
Berikut sejumlah penyebab penyakit kuning pada bayi yang juga
bisa menyebabkan kernicterus diantaranya adalah:
·
Pendarahan
organ dalam.
·
Infeksi
dalam darah pada bayi atau sepsis.
·
Infeksi
virus atau bakteri.
·
Ketidakcocokan
antara darah ibu dengan darah bayi.
·
Gagal
fungsi hati.
·
Kelainan
pada sel darah merah bayi.
Kernicterus umumnya hanya terjadi pada bayi dan sangat jarang
terjadi pada orang dewasa. Namun, kadar bilirubin yang tinggi bisa juga dialami
oleh orang dewasa dan kondisi ini bisa memicu komplikasi serius lainnya seperti
sindrom Crigler-Najjar hingga sindrom Rotor.
Ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya (kernicterus)
Penyakit kuning pada bayi disebut sebagai ikterus neonatorum.
Bila penyakit ini memberat hingga bilirubin menumpuk pada otak dan mengganggu
aliran darah, kondisi ini disebut dengan kernicterus.
Dikutip dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(CDC), gejala bayi kuning atau ikterus neonatorum adalah:
·
Kulit
bayi berwarna kuning.
·
Bagian
putih pada mata terlihat kuning.
·
Bayi
terlihat sakit dan sulit untuk bangun.
·
Berat
badan tidak bertambah atau nafsu makan buruk.
·
Menangis
dengan nada tinggi.
·
Demam,
muntah, kejang.
Pada penyakit kuning yang lebih serius atau sudah menjadi
kernicterus, gejala di atas akan disertai dengan gejala kernicterus seperti
berikut.
·
Bayi
mengalami gerakan tidak terkontrol dan tidak disengaja.
·
Penglihatan
ke atas yang terus menerus.
·
Tubuh
melengkung seperti busur (kepala dan tumit ke arah belakang, badan bayi kea rah
depan)
·
Berkurangnya
kemampuan pendengaran.
·
Perkembangan
enamel gigi yang buruk.
·
Badan
bayi kaku dan lemas.
Jika Anda menemukan ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya
tersebut, maka segeralah berkonsultasi pada dokter. Penanganan yang cepat dan
tepat bisa mencegah kernicterus pada bayi.
Apa yang harus dilakukan bila terjadi kernicterus pada bayi?
Bilirubin pada bayi meningkat ketika menginjak usia 3-5 hari.
Bayi yang dicurigai menderita penyakit kuning akan diamati oleh dokter 24 jam
setiap 8-12 jam selama 2 hari pertama kelahiran. Jika dalam 5 hari terakhir tingkat
bilirubin masih cenderung tinggi, maka dokter kemudian akan mengambil sampel
darah.
Normalnya, kadar bilirubin bayi yang baru lahir adalah di
bawah 5 mg/dl. Jika bayi mengalami kernicterus, kadar bilirubinnya akan
mencapai lebih dari 20-25 mg/dl.
Jika Anda melihat bayi Anda seperti lebih kuning disbanding
biasanya, segera periksakan bayi di hari kelainan tersebut terlihat.
Segera bawa bayi ke dokter bila terjadi kondisi berikut ini:
·
Kejang.
·
Tubuh
mekengkung seperti busur.
·
Menangis
dengan nada tinggi.
·
Badan
bayi kaku atau lemas.
·
Pergerakan
mata yang aneh.
Jika setelah dilakukan tes terbukti ciri-ciri bayi kuning
yang berbahaya tersebut merupakan gejala kernicterus, maka bayi harus segera
melakukan perawatan.
Perawatan kernicterus pada bayi
Jika Anda mendapati ciri-ciri bayi kuning berbahaya yang
menjadi gejala kernicterus, beberapa perawatan ini bisa membantu. Pengobatan
kernicterus bertujuan untuk mengurangi kadar bilirubin dalam darah dan mencegah
terjadinya kerusakan otak bayi.
Perawatan kernicterus yang umumnya dilakukan adalah:
1.
Memberikan
ASI secara rutin.
Ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya bisa hilang salah
satunya dengan cara memberikan ASI yang cukup pada bayi. Pastikan Anda menyusui
bayi setidaknya 8-12 kali dalam sehari. Kecukupan ASI membantu mengeluarkan
bilirubin melalui urin dan tinja.
2.
Fototerapi.
Salah satu pengobatan kernicterus pada bayi yang disarankan
adalah fototerapi. Pengobatan ini dilakukan dalam dua metode, yaitu metode
konvensional dan metode fiberoptik. Setelah fototerapi, dokter kemudian
mengukur kadar bilirubin setiap 4-6 jam. Bila kadarnya menurun, kondisi bayi
akan diperiksa setiap 12 jam. Umumnya, proses ini perlu dilakukan selama 2-3
hari hingga kadar bilirubin bayi turun.
3.
Transfuse
darah.
Ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya juga bisa hilang dengan
cara transfusi tukar. Prosedur ini dilakukan dengan mengganti darah bayi dengan
darah pendonor untuk mengurangi jumlah bilirubinnya dan untuk mencegah
terjadinya kernicterus.
Faktor yang mempengaruhi risiko penyakit kuning pada bayi.
Selain melihat ciri-ciri penyakit kuning pada bayi yang
berbahaya, ada beberapa factor yang meningkatkan risiko kernicterus pada bayi
yang baru lahir yang juga perlu diperhatikan, yaitu:
1.
Kelahiran
premature.
Bayi yang lahir sebelum usia 38 minggu kemungkinan tidak
dapat memproses bilirubin sebaik mereka yang lahir cukup bulan. Ini karena
organ hati bayi yang kurang dari 37 minggu dalam kandungan, belum berkembang
sempurna dan lebih lambat dalam membuang bilirubin. Bayi prematur juga
cenderung makan sedikit dan memiliki gerakan usus yang lebih jarang.
2.
Adanya
memar saat lahir.
Memar saat lahir biasanya muncul ketika proses kelahiran.
Kondisi ini membuat tubuh bayi akan lebih banyak memproses bilirubin dari sel
darah merah.
3.
Golongan
darah.
Golongan darah ibu dan bayi yang berbeda dapat membuat
ketidakcocokan darah sehingga dapat terjadi penghancuran sel darah merah pada
bayi. Kondisi ini sering terjadi bila golongan darah ibu O.
4.
ASI.
Menurut CDC, ASI dapat memicu terjadinya kuning pada bayi.
Namun, pada bayi yang kekurangan ASI juga dapat timbul penyakit kuning. Masih
diperdebatkan apakah ASI tetap dipertahankan pada kasus penyakit kuning pada
bayi atau sebaiknya diganti dengan susu formula. Akan tetapi, beberapa ahli tetap
merekomendasikan pemberian ASI karena kelebihan yang dimilikinya.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Bayi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kenali Kebutuhan Vitamin untuk Bayi dan Perannya Sebagai Penambah Nafsu Makan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar