Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MPASI, Tahapan Perkembangan Makan Bayi.
8 Tahapan Perkembangan Makan Bayi
Sesuai Usia Tumbuh Kembangnya.
ASI adalah sumber makanan utama bayi
dari semenjak ia lahir sampai paling tidak 2 tahun pertama kehidupannya.
Seiring tumbuh kembangnya, Anda juga perlu mulai memberikan makanan pendamping
ASI untuk memastikan kebutuhan gizi bayi tetap terpenuhi. Namun, perkenalan
makanan butuh waktu dan cara yang tepat. Maka itu, pastikan Anda memahami
tahapan makan bayi sesuai tahap perkembangannya.
Perkembangan tahapan makan bayi.
Setelah ASI, tahapan makan bayi
selanjutnya adalah makanan perndamping ASI (MPASI). Tahapan makan bayi ini akan
terus berkembang hingga ia pada akhirnya bisa makan sendiri.
Berikut tahapan perkembangan
kebiasaan makan bayi seiring perkembangan usianya.
Tahapan makan bayi 1: Mulai MPASI di
usia 6 bulan.
Bayi sudah boleh dikenalkan dengan
makanan padat pertama di usia enam bulan alias selepas ASI eksklusif. Di usia
ini, refleks anak untuk menjulurkan lidahnya untuk mengisap payudara atau botol
susu akan mulai hilang.
Bayi berusia sekitar enam bulan kini
sudah bisa mengangkat dan menopang kepalanya sendiri karena lehernya sudah
mulai kuat.
Tahapan makan bayi 2: Beralih dari
susu ke makanan bertekstur.
Setelah anak mulai terbiasa dengan
makanan pengganti ASI atau susu formula, lanjutkan pemberiannya untuk
memberikan bayi terbiasa dengan makanan padat.
Setelah beberapa minggu, Anda bisa
mulai memberikan asupan makanan yang lebih bertekstur. Kenalkan tekstur baru
pada anak perlahan-lahan. Anda bisa mulai dengan memberi bayi pisang atau
alpukat tumbuk. Anda bisa memberikan makan kepada bayi dengan tahapan mulai
dari bubur lembut (tahap pertama), ke bubur kental (tahap kedua), sampai bubut
bergumpal (tahap ketiga).
Makanan bertekstur ini tetap bisa
dilumat walalupun gigi bayi belum tumbuh sempurna.
Tahapan makan bayi 3: Anak mulai
duduk di kursi makan.
Tahapan makan selanjutnya adalah
ketika bayi sudah mulai belajar duduk di kursi makan (high chair). Memang,
kemungkinan anak untuk jatuh atau keluar sangat kecil.
Namun, jangan lupa untuk tetap
memerhatikan aturan keselamatan anak dengan selalu kenakan sabuk pengaman
setiap kali anak ditempatkan di atas kursi makan. Tidak ada salahnya mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan karena kecelakaan mungkin saja terjadi ketika
orangtua lengah.
Tahapan makan bayi 4: Anak mulai
menggenggam makanan.
Umumnya bayi berusia sekitar 9-11
bulan sudah mampu menggunakan tangan mereka untuk berusaha mengambil makanan
yang dipegang orangtuanya.
Tahapan makan ini secara tidak
langsung menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk makanan yang bisa digenggam (finger
food).
Hanya saja, sebelum mahir makan
makanan seukuran jari, bayi biasanya akan diberikan makanan yang dicincang
halus (minced) dan dicincang kasar (chopped), menurut Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI). Di usia ini, frekuensi makan utama bayi sekitar
3-4 kali sehari dengan makanan selingan atau camilan bekisar 1-2 kali.
Makanan yang dipilih untuk bayi dalam
fase makan ini tentunya harus tetap sehat, bergizi, dan bertekstur lembut. Ambil
contohnya, pasta dipotong dalam bentuk dadu, potongan-potongan kecil sayuran
lembut sesuai bentuk genggaman tangannya.
Tahapan makan bayi 5: Ketika anak
mulai menggunakan sendok.
Sesaat setelah bayi sudah bisa
menggenggam makanannya, Anda sudah boleh mencoba memberinya sendok. Jangan
heran apabila mereka malah memainkannya atau bahkan memasukkan sendok ke dalam
mulut karena ini wajat terjadi.
Kebanyakan bayi belum bisa
menggunakan sendok secara efektif sampai berusia 12 bulan. Namun, tidak ada salahnya
bagi ibu untuk melatih tahapan makan bayi sembari mengajarkan menggunakan
sendok di usia ini.
Ketika mengajarkan anak makan sendiri
menggunakan sendok, mulailah dengan makanan lengket seperti yoghurt, kentang
tumbuk, atau keju yang lembut. Anda bisa memberikan sedikit krim keju di atas
sendok kemudian taruh potongan sereal berbentu O di atasnya. Krim keju akan
membuat sereal tetap menempel pada sendok sehingga bayi bisa makan sereal dari
sendoknya sendiri.
Untuk mengantisipasi kotor dari
makanan bayi yang tumpah, gunakan celemek bayi yang tahan air dan taruh alas di
bawah kursi makan agar lebih mudah dibersihkan.
Tahapan makan bayi 6: Mulai mencoba
makanan pemicu alergi.
Biasanya, Anda dianjurkan untuk
menunggu sampai anak berusia 12 bulan sebelum mencoba makanan yang bisa memicu
alergi, seperti telur atau ikan. Namun nyatanya, menunggu bayi sampai melewati
usia tertentu tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hal ini bisa jadi
pengecualian jika orangtua memang memiliki riwayat alergi makanan atau ada
dugaan bayi mengidap alergi tertentu.
Tidak ada bukti yang menunjukkan
bahwa makanan pemicu alergi yang diberikan pada anak di bawah usia 12 bulan
membuat mereka lebih rentan terkena alergi. Mengenalkan makanan yang bisa
memicu alergi sebagai tahapan makan pada bayi sebelum usia 12 bulan sebenarnya
sah-sah saja.
Akan tetapi, banya dokter sepakat
bahwa orangtua harus sangat berhati-hati dalam memberi kerang dan kacang.
Pasalnya, reaksi alergi yang ditimbulkan dari makanan ini bisa sangat berbahaya
bagi anak.
Tahap makan bayi 7: Bayi bisa minum
sendiri dengan lancar.
Selama enam bulan pertamanya, bayi
tidak membutuhkan asupan air tambahan karena semua air yang mereka butuhkan
terdapat di dalam ASI atau susu formula.
Pemberian air pada bayi di bawah usia
enam bulan justru dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi untuk tumbuh
kembangnya. Setelah usia di atas enam bulan, tentu tidak masalah untuk
memberikan bayi air putih maupun ASI di dalam botol dot selagi mengajarkannya
minum sendiri.
Begitu bayi berusia 9 bulan, biasanya
ia dapat mulai minum dengan menggunakan dot maupun sipp cup atau gelas
anti tumpah.
Tahap makan bayi 8: Anak sudah bisa
makan sendiri.
Menguasai alat makan merupakan salah
satu tahapan makan bayi dengan proses panjang. Kebanyakan bayi belum bisa
menggunakan sendok secara efektif sampai berusia 12 bulan. Dorong bayi untuk
tetap berlatih dengan aman. Jangan khawatir akan berantakan hingga mengotori
bajunya karena hal ini adalah hal yang wajar.
Ketika usia bayi sudah di atas 12
bulan, badan kesehatan dunia atau WHO menjabarkan bahwa frekuensi makan bayi
bisa mencapai 3-4 kali sehari. Sementara waktu makan selingan atau camilan
umumnya sekitar 1-2 kali sehari atau sesuai dengan nafsu makan bayi.
Selamat menyaksikan tumbuh kembang
bayi Anda dengan Bahagia dan penuh kasih, ya!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Bayi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kenali Kebutuhan Vitamin untuk Bayi dan Perannya Sebagai Penambah Nafsu Makan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar