Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MPASI, Susu UHT untuk Bayi, Perlu?
Bolehkah Susu UHT Diberikan untuk
Bayi?
Sekarang ini, tak sedikit orangtua
yang mulai beralih dengan memberikan susu UHT untuk bayinya. Selain dinilai
praktis, susu UHT memiliki manfaat sebagai susu tambahan setelah ASI untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Namun, benarkah demikian? Simak ulasan
selengkapnya mengenai susu UHT untuk bayi di bawah ini.
Bolehkah anak 1 tahun minum susu UHT?
Saat berusia 1 tahun, anak mulai
mengonsumsi makanan seperti orang dewasa, termasuk susu tambahan selain ASI
atau susu formula.
Lantas, bagaimana dengan susu UHT?
Bolehkah anak 1 tahun minum susu UHT? Jawabannya, anak berusia 1 tahun atau
lebih boleh saja minum susu UHT.
Namun, penting bagi orangtua untuk
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi.
Pasalnya, susu UHT memiliki sejumlah
nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Beberapa nutrisi penting tersebut
termasuk kalsium, fosfor, kalium, riboflavin, seng, vitamin A dan B12,
magnesium, karbohidrat, dan protein.
American Academy of Pediatrics (AAP)
merekomendasikan pemberian susu UHT pada anak usia di atas 1 tahun.
Dengan catatan, Si Kecil juga
mendapatkan nutrisi seimbang dari makanan padatnya, seperti daging, sayur, dan
buah.
Perlu Anda ketahui.
Anda tidak diperkenankan memberikan
susu UHT untuk diminum langsung pada bayi yang belum genap 1 tahun. Hal ini
karena bayi di bawah usia 1 tahun masih membutuhkan nutrisi yang berasal dari
sumber utama, yakni ASI atau susu formula.
Selain itu, jangan menjadikan susu
UHT sebagai pengganti makanan atau susu utama anak. Pada usia 1 tahun, bayi
Anda harus makan berbagai makanan lain serta minum sekitar 2-3 cangkir (480-720
ml) susu setiap hari.
Pastikan susu UHT yang Anda berikan
Si Kecil mengandung lemak penuh atau full cream. Hal itu dikarenakan ia
membutuhkan energi dan vitamin ekstra yang terkandung di dalamnya.
Namun, bila Anda ragu dan khawatir
akan kandungan susu UHT yang bisa menjadi pemicu alergi pada anak, maka bicarakan
dengan dokter.
Bahaya susu UHT untuk bayi yang belum
genap 1 tahun.
Susu UHT adalah singkatan dari Ultra
Hight Temperature. Seperti namanya, susu UHT telah melalui proses pemanasan
hingga mencapai suhu 140 derajat Celsius selama dua detik dan kemudian dikemas
secara higienis.
Hal itu dilakukan guna untuk
menghancurkan bakteri dan mikroorganisme berbahaya serta memperpanjang masa
simpan.
Jika dibandingkan dengan susu murni,
susu UHT diketahui memiliki kadar tiamin, vitamin B12, vitamin B6, dan folat yang
sedikit lebih rendah.
Sejumlah ilmuwan menilai bila UHT
merupakan proses yang kurang baik karena dapat merusak sejumlah komponen baik
dalam susu.
Akan tetapi, susu UHT dianggap
sebagai tambahan MPASI yang cukup baik untuk menunjang tumbuh kembang bayi.
Hanya saja, bayi yang sudah MPASI
boleh diberikan susu UHT dengan cara dicampur dan dimasak ke dalam makanan,
bukan diminum langsung.
Meski terbilang aman dikonsumsi anak
usia 1 tahun ke atas, tapi terdapat kemungkinan bahaya susu UHT bila dipaksakan
diberikan untuk bayi.
Terlebih lagi, bila Anda berencana
menjadikan susu UHT sebagai pengganti makanan utama. Berikut risiko bahaya susu
UHT bila diberikan pada bayi yang belum di atas usia 1 tahun.
1.
Kekurangan zat besi.
Diketahui
adanya korelasi antara konsumsi susu UHT dengan kondisi kekurangan zat besi
pada bayi yang telah diamati secara konsisten di banyak tempat.
Sebuah studi
dalam jurnal Oxford Academic mengungkapkan bahaya susu UHT untuk bayi
yang disebabkan oleh kandungan zat besi didalamnya yang sangat rendah.
Hal itu akan
menyulitkan bayi untuk mendapatkan sejumlah zat besi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhannya.
Institute
Kedokteran juga memperkirakan bahwa bayi yang sedang tumbuh perlu mendapat
tambahan zat besi bersih sebesar 0,7 mg per hari hingga 11 mg per hari. Jika
ketersediaan zat besi dari susu UHT diasumsikan 10% maka bayi Anda harus
mengkonsumsi sebanyak 14 liter setiap hari untuk memenuhi kebutuhan zat besi.
Tentu saja, Si
Kecil tidak hanya dapat bergantung pada susu UHT untuk memenuhi kebutuhan zat
besi. Mereka sangat membutuhkan asupan tambahan.
Berbeda dengan
susu formula yang memiliki konsentrasi zat besi sekitar 6 dan 12 mg/L sehingga
diyakini mencukupi kebutuhan zat besi pada bayi.
2.
Keluar darah saat buang air besar.
Bahaya lain
yang mungkin dialami akibat pemberian susu UHT sebagai pengganti makanan untuk
bayi, yakni dapat menyebabkan peningkatan pendarahan usus.
Sebab, sistem
pencernaan bayi di bawah usia 1 tahun mungkin belum dapat menoleransi protein
yang terkandung dalam susu UHT dengan jumlah besar.
American
Academy od Family Physicians (AAFP) pun menjelaskan jika susu sapi bisa
diberikan pada anak usia 1 tahun ke atas dengan Batasan konsumsi maksimal
sekitar 500 ml per hari.
Sementara itu,
sebuah studi yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa sejumlah bayi mengalami
pendarahan yang diketahui melalui feses.
Diduga kondisi
tersebut terjadi akibat susu UHT terlalu sering dengan rata-rata kehilangan
darah sebanyak 1,7 ml setiap hari. Namun, ketika subjek yang sama diberi susu
formula atau susu berbasis kedelai, kondisi pendarahan atau kehilangan darah
menurun menjadi 0,3 ml per hari.
Oleh karena
itu, selalu konsultasikan kepada dokter sebelum melakukan Tindakan apa pun
kepada bayi Anda.
3.
Peningkatan risiko dehidrasi.
Terapat bukti
epidemiologis yang kuat terkait pemberian susu UHT untuk bayi dengan
peningkatan risiko dehidrasi yang parah.
Hal ini karena
kandungan protein dan elektrolitnya yang tinggi, potensi zat dari susu UHT yang
larut di ginjal semakin besar. Diperkirakan terdapat sekitar tiga kali lipat
lebih tinggi daripada ASI.
Beban zat
terlarut di ginjal yang tinggi inilah menyebabkan konsentrasi osmolar urine
lebih banyak daripada minum ASI atau susu formula.
Ketika asupan
cairan bayi rendah, maka kemampuan konsentrasi ginjal mungkin tidak cukup untuk
mempertahankan keseimbangan cairan tersebut sehingga dapat memicu dehidrasi.
Kendati
begitu, risiko dehidrasi akan semakin berkurang seiiring dengan bertambahnya
usia bayi. Pada akhirnya, kondisi ini tidak lagi relevan secara klinis setelah
tahun pertama kehidupan Si Kecil.
Pemberian susu UHT untuk campuran
MPASI bayi.
Menurut WHO, sekitar usia 6 bulan,
kebutuhan bayi akan energi dan zat gizi mulai berlebih apa yang disediakan oleh
ASI. Oleh karena itu, makanan pendamping ASI (MPASI) diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Ibu dan Ayah juga harus cermat
memilih menu MPASI untuk mencukupi kebutuhan gizi Si Kecil. Sementara itu,
pemberian susu UHT kerap dijadikan alternatif untuk memenuhi nutrisi bayi dari makanan
pendamping, terutama usia 1 tahun.
Untuk bayi yang belum berusia 1
tahun, pemberian susu UHT boleh dilakukan tapi bukan diminum secara langsung,
melainkan dengan cara dicampur dan dimasak bersama menu makanan MPASI.
Hanya saja, ada baiknya Anda tetap
berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan saran yang sesuai
dengan kondisi Si Kecil. Meski boleh saja hal itu dilakukan, tapi Anda harus
menyesuaikan rasio makanan padat dan cair sesuai dengan usia anak.
Pasalnya, pemberian makanan yang
tidak sesuai ketentuan takaran atau rasio bisa menyebabkan gangguan tumbuh
kembang pada anak. Semoga informasi mengenai pemberian susu UHT untuk bayi,
baik yang belum berusia 1 tahun maupun di atas 1 tahun, ini bisa membantu
menjawab pertanyaan Anda.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Bayi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kenali Kebutuhan Vitamin untuk Bayi dan Perannya Sebagai Penambah Nafsu Makan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar